Yuk Baca 7 Poin Penting Saat Kirim Lamaran Kerja Lewat E-mail

Di era yang serba digital ini, melamar pekerjaan bisa dibilang mudah dan praktis karena ada puluhan web lowongan kerja yang bisa digunakan oleh siapa pun. Lamaran kerja juga dapat dikirim melalui email(surat elektronik atau surel). Namun sayangnya tak jarang kita jumpai pelamar kerja yang sembrono melamar kerja tanpa peduli etika dan tata krama. Tanpa bermaksud menyudutkan generasi tertentu, kami buatkan kiat-kiatnya supaya anda tidak terjebak dalam kesalahan serupa. Coba praktikkan kiat-kiat melamar pekerjaan melalui surel berikut ini.

1. Teliti Sebelum Melamar

Teliti Sebelum Melamar – infoumrohhaji.com

Sebelum melamar suatu pekerjaan, pastikan agan & sista telah membaca syarat dan kriteria yang dibutuhkan. Pahami posisi yang akan agan & sista lamar, apakah agan & sista layak dan mampu untuk menerima pekerjaan tersebut? Apakah jenjang pendidikan dan keahlian agan & sista sesuai dengan yang tercantum di info lowongan tersebut?

Yang paling penting: catat tenggat waktu (deadline) pengiriman lamaran. Jangan sampai kebablasan, nanti malah lamaran Gansis tidak dibaca sama sekali!

2. Pakai Alamat Surel yang Terlihat Profesional

Pakai Alamat Surel yang Terlihat Profesional

Jangan menggunakan alamat surel yang alay, bikin mata sakit, apalagi sulit dibaca. Kalau sudah terlanjur alay begitu, bagaimana dong? Gampang: buat yang baru!

3. Tulis Judul Surel di Kolom Subjek

Tulis Judul Surel di Kolom Subjek

Apa tujuan agan & sista mengirim lamaran tersebut? Untuk posisi apa lamaran tersebut? Tulislah dua hal tersebut di judul surel dengan jelas dan singkat supaya pihak perekrut tidak bingung

4. Tulis Cover Letter di Badan Surel

Tulis Cover Letter di Badan Surel – resumegenius.com

Apa itu cover letter? Secara sederhana, ia adalah surat yang menjelaskan isi maupun dokumen lain (termasuk lampiran) terkait lamaran kerja. Mengapa kami menyarankan menulis cover letter di badan atau body surel? Kenapa tidak buat dokumen cover letter sendiri dan dilampirkan di surel tersebut? Jawabannya begini: kalau agan & sista melampirkan cover letter bersama CV dan berkas lainnya, lantas apa yang akan ditulis di badan surel? Ibarat sebuah bangunan, alamat surel adalah nama bangunan sedangkan cover letter adalah gerbang utamanya.

Jika nama bangunannya jelek, mungkin masih bisa dimaklumi. Namun apabila gerbangnya sama sekali tidak menarik pengunjung (dalam hal ini Tim HRD suatu perusahaan), bagaimana caranya menarik hasrat mereka untuk masuk? Jangankan untuk mengunduh dan membaca CV, bisa jadi malah sruat lamaran dibuang jauh-jauh.

5. Lampirkan CV, Resume, dan Portofolio

Lampirkan CV/Resume – pinimg.com

Mungkin banyak dari agan dan sista yang belum memahami perbedaan CV, resume, dan portofolio. Dalam lingkup dunia kerja di Indonesia, CV memegang peranan penting sementara resume kurang begitu populer penggunaannya.

Resume adalah rangkuman pengalaman kerja, keahlian yang relevan, serta riwayat pendidikan seseorang yang ditulis dalam satu atau dua halaman saja. Sementara CV mengandung lebih banyak informasi yang tidak dijelaskan secara detail dalam resume, maka tak heran apabila porsinya lebih dari tiga halaman.

Lantas apa itu portofolio?

Dalam bidang industri kreatif, misalnya seperti desain dan fotografi, portofolio adalah sarana memperlihatkan karya kepada pihak HRD. Buat dan susunlah sekeren mungkin, jangan malu apalagi minder! Cari inspirasi portofolio orang lain tentu boleh asalkan jangan terlalu menjiplak. Portofolio tidak mesti berbentuk dokumen, ia bisa juga berupa tampilan situs web. Portofolio seperti ini sangat cocok untuk para desainer grafis, fotografer, videografer, maupun programmer.

Setelah semua berkas tersebut beres, beri nama tiap-tiap dokumen dengan jelas. Ubah format Word (doc atau docx) menjadi PDF. Kenapa PDF? Karena format PDF mudah dibuka di berbagai perangkat. Jika dokumen dibuat menggunakan Word dengan edisi yang berbeda dari pihak perekrut, tampilan isi dokumen bisa amburadul lho.

Setelah itu, kompres dokumen CV, resume, serta portofolio supaya ukurannya tidak terlalu besar. Ukuran idealnya sih 5 MB, lebih dari itu boleh-boleh saja asalkan tak lebih besar dari 10 MB. Jangan pernah melampirkan berkas dalam format .zip atau .rar ya. Pihak HRD tentu tak ingin direpotkan dengan format dokumen yang aneh-aneh dan mencurigakan.

6. Kirim Satu Per Satu

Kami pernah mengalami hal yang kurang nyaman ketika saya membuka lowongan jasa penulis blog. Entah si pelamar sedang butuh banget pekerjaan sehingga ia mengirim surel berisi proposal ke banyak perusahaan (termasuk saya), atau ia belum paham fungsi CC (Carbon Copy) maupun BCC (Blind Carbon Copy) dalam kolom subjek surel.

Padahal, mengirim surat elektronik yang sama ke banyak pihak ada etikanya. Kurang lebih penjelasannya seperti di bawah ini:

Apabila anda sudah memperoleh izin dari pihak-pihak yang akan dikirimi surel, gunakan CC sebagai tembusan.

Apabila anda belum mendapatkan izin dari pihak-pihak tersebut, gunakanlah BCC sebagai tembusan tertutup. Dengan begitu tiap-tiap penerima surel tidak mengetahui siapa saja yang menerima surel yang sama.

7. Gunakan Kata dan Susunan Kalimat yang Formal

Mulailah membiasakan diri menggunakan ragam formal dalam urusan pekerjaan. Dengan demikian agan dan sista bisa menunjukkan kelas dan sikap profesionalitas. Perhaitkan pemilihan kata dan tata bahasa yang baik dan benar.

Belajar bisa dari mana saja ‘kan? Bahkan dari Pak @ivanlanin?

Tambahan yang menurut kami penting yaitu Amati Jejak Digital

Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, tentu bukan hal sulit mencari profil seseorang di berbagai platform media sosial. Bukan rahasia pula apabila pihak perusahaan memeriksa akun media sosial para pelamar untuk sekadar melihat perilaku dan kebiasaan mereka di internet. Anda bisa memakai website yang menyediakan ribuan lowongan pekerjaan di Situs lowongan Jooble

Maka, perhatikanlah setiap detail akun media sosial termasuk hal-hal yang Gansis bagikan di linimasa selama ini. Jejak digital mungkin tak bisa hilang begitu saja, tapi masih bisa sembunyikan supaya tak terlihat oleh publik.

Jangan sampai anda menyesal ketika gagal diterima di perusahaan impian hanya karena terlalu sering membagikan informasi hoaks dan kata-kata kasar lewat akun media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *