Pola Persebaran dan Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

Interaksi desa dan kota sangat penting. Interaksi desa dan kota dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan hasil pertanian dan industry, dan kemajuan dibidang pendidikan. Oleh karena itu, interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota. Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan masyarakat kota, interaksi desa-kota unyuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan bahan dasar industry.

Desa merupakan permukiman penduduk yang terletak di luar kota dan mata pencharian sebagian besar penduduknya di bidng agraris. Menurut Paul H.Landis menyatakan bahwa desa merupakan suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

Syarat Desa
  • Mempunyai wilayah
  • Terdapat penduduk
  • Mempunyai pemerintah
Unsur-unsur desa
  • Penduduk
  • Wilayah
  • Tata kehidupan/ adat istiadat
Ciri-ciri desa
  • Masyarakat dekat dengan alam
  • Kehidupan petani bergantung dengan musim
  • Perekonomian bersifat agraris
  • Proses sosialnya berjalan lambat
Potensi desa
  • Potensi fisik
    • Manusia
    • Air, Iklim, angin, dan Tanah
    • Pertanian, perkebunan, peternakan
  • Potensi non fisik
    • Masyarakat desa (gotong royong)
    • Lembaga desa (sosial dan pendidikan)
    • Aparatur pemerintah (pamong desa)
Desa berfungsi sebagai hinterland, yaitu:
  •  Sebagai penghasil bahan baku
  • Penghasil bahan pangan
  • Pemasok tenaga kerja produktif
  • Pusat industri kecil
  • Mitra pembangunan wilayah kota
Klasifikasi desa

Berdasarkan perkembangannya dan berdasarkan permen no 12 Tahun 2007, klasifikasi desa dibagi menjadi 3, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Penjelasan ketiga desa tersebut adalah:

  • Desa Swadaya

Merupakan desa yang lebih maju daripada desa tradisional, walapun masih terikat dengan adat istiadat yang berlaku.

    1. Penduduknya jarang
    2. Terikat adat istiadat
    3. Lembaga sosial masih sederhana
    4. Penduduknya berpendidikan rendah
    5. Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh alam
    6. Mata pencahariaan penduduk sebagain besar adalah sebagai petani
    7. Produksi lebih cenderung untuk dikonsumsi sendiri
  • Desa Swakarya
    1. Adanya perubahan terhadap adat istiadat
    2. Mata pencahariaan mulai beragam
    3. Lapangan kerja dan produktivitas di desa bertambah
    4. Lembaga pemerintah mulai berfungsi
  • Desa Swasembada
    1. Berlokasi di daerah kota
    2. Teknologi modern sudah diterapkan
    3. Mata pencahariaan beragam
    4. Tingkat pendidikan sudah tinggi
Pola pemukiman penduduk desa
  1. Memanjang, biasanya mengikuti jalan, sungai, pantai
  2. Memusat, mengelompok, mengelilingi fasilitas tertentu
  3. Menyebar, di aerah kapur, dataran tinggi, pegunungan dengan relief kasar.

Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1980 menyebutkan kota dibagi kedalam 2 pengertian: Kota sebagai suatu wadah yang memiliki atasan administrative sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.Dan Kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri-ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.

Potensi Kota

  • Sosial
  • Ekonomi
  • Politik
  • Budaya
Klasifikasi kota

Menurut jumlah penduduk, kota dibedakan menjadi:

  • Kota kecamatan, kota yang memiliki jumlah penduduk kurang dari 20.000 jiwa
  • Kota kecil, kota yang memiliki jumlah penduduk 20.000 – 50.000 jiwa
  • Kota sedang, kota yang memiliki jumlah penduduk 50.000 jiwa – 100.000 jiwa
  • Kota besar, kota yang memiliki jumlah penduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa
  • Kota metropolis, kota yang memiliki jumlah penduduk 1.000.000 – 5.000.000 jiwa
  • Kota megalopolis, kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa

Menurut tingkat perkembangannya, kota dibedakan:

  • Eupolis
  • Polis
  • Metropolis
  • Megapolis
  • Tiranopolis
  • Nekropolis

Menurut karakteristik dinamika fungsional:

  • Infantil, batas antara pemukiman dan perdagangan belum jelas
  • Juvenil, perumahan baru menggantikan perumahan lama
  • Mature, timbul daerah baru, seperti industri
  • Senile, tahap kemunduran kota

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.