Kenali Berita Hoax Agar Tidak Berpancing

Di era sekarang ini semua informasi begitu mudah dan bebas untuk diakses. Bahkan saking mudah dan bebasnya, kita pun jadi semakin tergiur untuk membagikan atau mem-broadcast informasi tersebut tanpa kita tahu itu hoax atau tidak. Sobiwan-sobiwati pembaca BukanBerkilah pasti pernah dong dapat broadcast pesan melalui medsos? Kebanyakan sih informasi di BC (broadcast) melalui aplikasi WA maupun BBM. Memang informasi yang kita dapat dari BC sangat menarik untuk kita baca, apalagi kalau dibubuhi kalimat “tolong sebarkan agar saudara kita mengetahui dan demi kebaikan kita bersama”. Bahkan secara gak sadar pun kita jadi ikut menyebar pesan informasi tersebut ke sanak saudara kita melalui chat pribadi ataupun grup. Bukan jadi persoalan sih kalau berita itu benar alias fakta. Tapi kalau itu berita hoax? Waduh, ngeri juga yaa
 
Turn Back Hoax – telset.id
Oke, ada baiknya kita mulai dengan pengertian hoax terlebih dahulu sobiwan-sobiwati. Hoax adalah pemberitaan palsu yang dipergunakan untuk menipu, dan mengakali pembaca atau pendengarnya untuk mempercayai sesuatu. Setelah tahu arti dari kata hoax, yuk lanjut ke ciri-ciri yang terdapat pada berita hoax sehingga kita dapat mengetahui kapasitas kebenaran berita yang kita baca.
 
1. Isi berita hoax pada umumnya itu cenderung bersifat “too good to be true” atau “too bad to be true”. Maksudnya gini, sebenernya isi berita itu ada “kemungkinan” benar, namun isinya terlalu sempurna. Kalau sobi nemuin informasi berita seperti itu, bisa saja berita itu pertanda awal kalau beritanya Hoax. Biar makin jelas, gw kasih contohnya sob:

Contoh berita hoax yang too good to be true:– Seorang ilmuwan asal Amerika menemukan bahwa Patung Liberty memiliki energy untuk menyinari dunia.

 

Contoh berita hoax yang too bad to be true:– Air minum kita dicampuri Sianida yang sangat baik untuk kecerdasan otak anak.

2. Lihat dulu siapa penulisnya , jangan pernah menaruh kepercayaan berlebih kepada akun anonim atau yang tidak jelas siapa penulisnya. Sebelum mempercayai informasi yang terkandung dalam berita, ada baiknya melihat dulu siapa penulis di balik berita tersebut. Hal ini dikarenakan menulis di media online itu sangat mudah, sehingga ada baiknya untuk melihat dan memastikan siapa penulis berita tersebut sebelum benar-benar mempercayai konten informasi berita tersebut.
 
3.  Menggunakan kalimat paranoid. Seperti yang sudah gw sampaikan di awal postingan ini, biasanya berita Hoax itu mengandung kalimat paranoid, seperti “tolong sebarkan agar saudara kita mengetahui dan demi kebaikan kita bersama”. Nah, kalau dapat BC informasi berita yang ada kalimat ini, sebaiknya kita lebih waspada. Jangan asal share terlebih dahulu.
4. Jangan mudah terpancing emosi. Kebanyakan dari kita pasti pernah menemukan tulisan yang ketika dibaca, isinya memuat berita-berita yang menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) yang kadang membuat emosi dan terpancing untuk memberikan komentar, entah itu berupa cacian dan makian ataupun pernyataan setuju pada berita tersebut. Menurut BukanBerkilah, alangkah baiknya jika kita menemukan berita yang menyinggung sesuatu yang sensitive sebaiknya dilewati saja. Hal seperti ini sudah tertebak ujungnya hanya memunculkan debat tak berujung pada kolom komentar mereka. Padahal kita tidak menyadari bahwa pertikaian, dan perdebatan para komentator itulah yang sebenarnya menjadi motif utama seorang penulis berita palsu menerbitkan beritanya.
5. Yang paling penting, gunakan akal sehat, logika dan penalaran yang kita punya sob. Selain itu, menjadi dewasa dalam penggunaan internet dapat kita cerminkan dengan tidak bertindak bodoh seperti turut membagikan berita palsu, yang hanya membantu membuat berita hoax semakin viral di dunia maya, dan menguntungkan si pembuat berita hoax. (B#5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *