Informasi yang tidak boleh kamu share dimanapun, baik di social media maupun pada lawan chattingmu yang tidak begitu kamu kenal. Digitalisasi informasi dan popularitas media sosial telah menempatkan privasi pada risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya. Banyak pengguna media sosial, terutama remaja, mungkin tidak menyadari hal ini, sehingga mereka membagikan semuanya di media sosial, mulai dari informasi lokasi hingga kwitansi gaji. Hal ini tentu berbahaya karena informasi ini dapat digunakan untuk pencurian identitas dan penipuan.
Menurut laporan Pew Research Center, sekitar 92% remaja menggunakan nama asli mereka, 82% remaja menggunakan tanggal lahir mereka, dan 71% remaja menunjukkan kota tempat tinggal mereka di profil media sosial. Berbagi secara berlebihan kini menjadi masalah yang tidak disadari oleh banyak pengguna media sosial, meski bisa jadi membuat mereka menjadi korban kejahatan
Namun pengguna tentu bisa menghindari situasi ini. Caranya adalah dengan membatasi berbagi semua konten di Internet atau media sosial. Tiga hal penting yang tidak boleh dibagikan adalah SIM, itinerary, dan rekening bank
Masalah Pribadi
Di Facebook, pengguna dapat mengirim pesan pribadi, gambar atau video ke dinding pengguna lain. Dinding dapat dilihat oleh semua orang, sedangkan pesan hanya dapat dilihat oleh pengirim dan penerima, seperti e-mail.
Jika itu bukan seseorang yang kamu percayai untuk memegang rahasia, seperti keluarga, kekasih, atau sahabat, lebih baik tidak membagikannya ke khalayak umum. Hal ini berlaku juga di jejaring sosial lainnya.
Rencana Bersosialisasi
Berbagi rencana sosial agar dapat dilihat semua orang bukanlah ide yang baik. Kecuali kamu ingin mengadakan pesta atau acara dan mengundang beberapa teman supaya tidak ada satupun yang absen.
Ada juga beberapa masalah keamanan yang dipertaruhkan di sini. Bayangkan sebuah skenario di mana pacar kamu tahu kalau di acara tersebut ada sang mantan kamu, perang dunia ketiga bisa saja tak terelakkan.
Berbagi Link Seputar Kehidupan Pribadi
Pada tahun 2009, terdapat kasus dimana seorang karyawan tertangkap basah melakukan penyelewengan dalam pekerjaan. Karyawan meminta untuk ‘diistirahatkan’ di akhir pekan karena dia sakit, namun kemudian dia posting gambar pada profil Facebook-nya sendiri di sebuah pesta akhir pekan yang sama. Berita itu sampai ke telinga sang direktur dan akhirnya sang karyawan “teladan” pun dipecat.
Informasi Perusahaan
Sophos, sebuah perusahaan keamanan perangkat lunak, menemukan bahwa 63 persen perusahaan takut jika karyawan mereka berbagi mengenai informasi perusahaan di situs jejaring sosial [Sumber: ReadWriteWeb]. Jika kamu ingin menginformasikan hal tersebut, kamu harus selektif dan mengirimnya melalui e-mail pribadi.
Banyak perusahaan yang sangat serius dalam membatasi karyawannya mengakses situs jejaring sosial di tempat kerja. Beberapa departemen IT bahkan menyaring URL dan memblokir akses ke situs-situs tersebut sehingga karyawan tidak tergoda untuk login.
Foto Anak
Situs jejaring sosial adalah tempat umum bagi seseorang untuk berbagi foto-foto keluarga mereka, terutama jika kamu tidak membatasi pengguna lain untuk mengaksesnya. Ini bisa jadi mangsa empuk bagi orang-orang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan tindak kejahatan.
Jika kamu memposting foto-foto keluarga dan memberi keterangan “Saya dan istri sedang pergi ke luar kota untuk kunjungan kerja, semoga anak kami betah tinggal berdua dengan si mbok” maka keselamatan anak-anak kamu bisa berisiko. Tidak ada yang pernah berpikir hal jahat tidak akan terjadi sampai hal tersebut benar-benar menjadi kenyataan.
Alamat dan Nomor Telepon
Berkas yang satu ini di bawah risiko keamanan. Jika kamu berbagi alamat dan nomor telepon di situs jejaring sosial, itu membuka diri untuk ancaman pencurian identitas dan bahaya pribadi lainnya seperti pencurian.
Jika kamu menginformasikan hari ini sedang berlibur bersama keluarga ke luar kota dan di profil kamu terdapat alamat beserta nomor telepon, maka semua orang tahu bahwa rumah kamu sedang kosong. Pencuri bisa saja mampir ke alamat tersebut.
Informasi Keuangan Pribadi
Pertimbangkan skenario ini: kamu posting di dinding teman tentang krisis perbankan yang terjadi akhir-akhir ini. kamu mengatakan hal ini, “Saya tidak perlu khawatir karena saya menabung di Bank A,” atau bahkan “Tenang, Saya telah berinvestasi di Saham A perusahaan A”.
Sekali lagi, ada 40% pengguna lain yang dapat melihat profil kamu, lalu tiba-tiba pencuri identitas tahu di mana bank tempat biasa kamu menabung dan di mana kamu memiliki sebagian besar investasi. Yang terbaik adalah menghindari bicara seperti itu sama sekali.
Password
Sepertinya tidak perlu saya jelaskan pasti kamu sudah mengetahuinya.
Petunjuk Password
Sebagian besar situs web yang berisi informasi pribadi aman memerlukan password juga memiliki setidaknya satu petunjuk sandi jika sewaktu-waktu kamu lupa. Kurang lebih seperti ini: kamu mendaftar untuk sesuatu seperti online banking dan kamu mendapatkan username dan password untuk login, kemudian memilih pertanyaan keamanan apabila lupa password.
Apa nama hewan peliharaan pertama kamu? Siapa nama ibu kamu? Siapa nama guru pertama kamu? Hal ini juga termasuk dalam menentukan susunan password, karena biasanya pengguna mengaitkannya dengan tanggal lahir, tanggal jadian, nama hewan peliharaan, nama kekasih, atau berbagai kemungkinan lainnya. Berpikirlah sebelum kamu posting sesuatu yang dapat membahayakan informasi tersebut di jejaring sosial.
Apapun yang Tidak Ingin kamu Bagikan
Kamu dapat memilih semua pengaturan privasi yang kamu inginkan pada situs jejaring sosial. Jika sudah terlanjur mengaturnya tidak private, tentu akan memiliki potensi untuk dilihat oleh semua orang yang kamu tidak ingin melihatnya .