Apa itu Strict parents? Mungkin bagi sebagian orang tua belum pernah mengenal istilah tersebut, Strict parents adalah gaya mengasuh orang tua yang selalu menuntut standar tinggi dan memberi aturan yang ketat pada anaknya. Artinya, strict parents selalu menerapkan pembatasan yang berlebihan pada rutinitas, aktivas dan pilihan anak. Setiap orang tua memang ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, keinginan ini kemudian membentuk pola asuh yang akan diberikan pada anak. Gaya mengasuh yang ketat, dipercaya oleh banyak orang bisa membentuk kepribadian anak yang disiplin dan penurut.
Memiliki anak penurut merupakan salah satu impian dari orang tua, Cara yang dilakukan adalah mengasuh dengan cara disiplin. Strict parents terbagi dua otoritatif dan otoriter, pola asuh disiplin yang baik adalah pola asuh otoritatif yang mana salah satu gaya mengasuh yang dilakukan dengan rasa kasih sayang yang tinggi dan tuntutan yang rasional. Untuk mendisiplinkan anak, orang tua menekankan pada kebiasaan baik dan memberi hadiah atau pujian. Gaya pengasuhan ini dapat membangun pribadi anak menjadi lebih baik.
Mendisiplinkan anak bukanlah hal mudah, banyak orang tua salah dalam memahami mendisiplinkan anak. Orang tua cenderung membatasi dan menghukum serta mendesak mengikuti perintah. Berharap dapat mendisiplinkan anak, orang tua dengan pola asuh seperti ini sangat ketat dalam memberi batasan terhadap anak, Komunikasi juga lebih sering terjadi satu arah. Orang tua dengan pola asuh seperti ini disebut dengan orang tua tipe otoriter. Anak yang diasuh dalam pola otoriter lebih cenderung terlihat kurang bahagia, ketakutan dalam memutuskan sesuatu dan tidak percaya diri.
Sayangnya, dalam mendisiplinkan anak sebagian besar orang tua lebih cenderung otoriter. Orang tua otoriter terlihat dari sikapnya yang dingin bahkan tidak suportif terhadap anak. Peraturan yang dibuat agar bisa menyenangkan atau memudahkan tugas orang tua. Membuat peraturan ketat dan tidak mau menerima komplain dari anak dan terkesan sewenang-wenang. Mengasuh dengan pola otoriter pada anak ternyata memiliki dampak buruk pada kesehatan mental anak.
Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri strict parents otoriter, dan apa dampak buruknya yang akan terjadi pada anak, Anda bisa menyimak penjelasan berikut ini:
Ciri-ciri strict parents yang buruk
Berikut adalah sejumlah karakteristik strict parents yang bisa Anda identifikasi:
Banyak menuntut
Strict parents otoriter selalu memiliki banyak aturan yang mempengaruhi aspek kehidupan anak-anak, baik di lingkungan rumah maupun di tempat umum. Selain itu, mereka juga memiliki aturan yang tidak tertulis yang harus diikuti setiap saat. Strict parents otoriter berekspektasi bahwa anak akan tahu dengan sendirinya tanpa diberitahu.
Minim Dukungan
Orang tua yang otoriter cenderung bersikap dingin dan jauh dari anaknya. Dibanding memberikan nasihat yang baik, mereka lebih sering membentak dan emosi. Karena anak juga perlu didukung, bukan dihakimi atau diremehkan. Peran sebagai orang tua adalah memberi dukungan dalam bentuk instruksi tetapi jangan sampai mengambil alih tugasnya. Dorong anak untuk belajar dari kesalahan untuk mengetahui apa yang perlu dibenahi atau ditingkatkan.
Hukuman fisik
Apabila anak tidak mematuhi peraturan dengan benar atau membuat kesalahan, orang tua otoriter tidak segan untuk memberikan hukuman fisik dan mirisnya beberapa sering kali menggunakan benda selain tangan seperti penebah rotan, ikat pinggang atau barang lainnya. Hukuman fisik adalah metode paling buruk dalam mendisiplinkan anak.
Suka Melarang Anak
Berbeda dengan membatasi, kebanyakan strict parents otoriter lebih sering melarang demi kepentingannya sendiri. Seperti, melarang anak untuk bermain karena orang tua tidak mau repot untuk mengawasi.
Tidak memberikan pilihan
Menentukan pilihan memang perlu diajarkan pada anak sejak dini. Namun, pilihan itu harus ditentukan oleh anak itu sendiri. Strict parents yang buruk tidak memberikan kesempatan untuk memilih pilihan anak. Mereka membuat pilihan sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan anak. Terkadang pilihan itu didasari oleh keinginan orang tua yang dulunya tidak pernah tercapai.
Tidak Percaya Keputusan Anak
Orang tua otoriter sulit mempercayai anak dalam membuat keputusannya, mereka selalu beranggapan bahwa orang tua yang lebih memahami anaknya daripada anak itu sendiri. Maka dari itu, meskipun anak tidak setuju dengan keputusan orang tuanya. Keputusan orang tua adalah hal yang tidak bisa diganggu gugat.
Mempermalukan Anak
Orang tua sudah selayaknya menjadi sosok yang melindungi anak dan tidak seharusnya mempermalukan anaknya di depan umum. Mempermalukan di depan umum kerap kali dijadikan hukuman serta untuk memotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Membandingkan Anak
Membandingkan anak dengan lainnya merupakan ciri strict parents yang buruk, orang tua menuntut anak sesuai dengan seseorang yang orang tua anggap sebagai role model. Meskipun anak sudah mendapatkan prestasi tetapi jika tidak sesuai dengan apa yang orang tua inginkan .Maka dengan kata lain orang tua tidak bisa menghargai kemampuan anak.
Dampak buruk pada anak
Saat anak dididik oleh strict parents yang buruk, terdapat beberapa dampak buruk yang bisa saja terjadi:
Tidak bahagia
Anak yang segala sesuatunya diatur oleh orang tua tentu saja tidak merasa bahagia karena tidak bisa mengekspresikan kebebasannya. Ketika anak tidak menemukan kebahagiaannya di rumah, kemungkinan besar anak akan mencarinya di tempat lain dan bisa saja terjerumus ke hal yang di luar kendali orang tua.
Depresi
Tidak bahagia dapat menimbulkan gejala-gejala depresi. Depresi pada anak merupakan bahaya terbesar. Layaknya bom waktu, jika anak tidak bisa mencari jalan keluar dari depresinya bisa saja melampiaskan pada hal-hal yang menyimpang dan kemungkinan paling buruknya adalah kehilangan nyawa.
Gangguan Perilaku
Mendisiplinkan anak dengan cara paksaan, ancaman hingga kekerasan hanya memberikan contoh yang buruk pada anak. Orang tua adalah guru pertama bagi anaknya, sudah pasti suatu saat anak akan meniru perilaku orang tuanya. Hasilnya anak akan menjadi agresif, impulsif dan pemarah.
Suka Berbohong
Ketika mendisiplinkan dengan kekerasan serta mengekang anak, perasaan takut pada anak akan muncul. Untuk menghindari konflik dengan orang tua, alhasil anak lebih memilih berbohong.
Menjadi Tukang Penindas(Bullying)
Seperti yang disebutkan di atas bahwa anak suatu saat pasti akan meniru perilaku orang tuanya, orang tua yang menggunakan kekerasan agar mendapatkan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dari sang anak dapat menimbulkan sifat bullying pada anak.
Tidak Percaya Diri
Karena Strict parents otoriter lebih sering mengambil alih hak dalam memilih, anak menjadi terbiasa didikte dan tidak memiliki percaya diri untuk membuat keputusan sendiri karena takut apabila keputusannya akan menimbulkan masalah.
Sebagai orang tua, perlunya memiliki pengetahuan dalam mendidik anak, Strict parents yang otoriter dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental anak. Bersikap tegas dan wajar adalah salah satu poin penting dalam mendidik anak. Tanpa dukungan yang baik dari orang tua, anak dapat merasa kesulitan dalam masa kembangnya. Kasih sayang juga diperlukan dalam mendidik, karena itu adalah hak yang harus didapatkan oleh anak.