Game Indonesia memang sedang merangkak menjadi industri yang digandrungi, terutama game berbasis mobile lebih banyak di temukan. Karena banyaknya pengguna gadget dan banyak perusahaan startbup, hingga satu bidang teknologi yang terkena angin segar ini tentu saja adalah game development.
Memang saat ini, dunia game developer adalah salah satu bidang yang paling diminati, terutama yang mendukung itu karena menjamurnya gadget di kalangan anak-anak, sehingga mereka bisa main game dan bermimpi pengen bisa bikin yang seperti itu. Ini terlihat dengan banyaknya anak-anak umur SD-SMP yang sudah jago coding. Seperti salah satunya anak kecil yang membuat game kuis Matematika, oleh seorang anak berusia 10 tahun yang bernama Muhammad Hafizh Bayhaqi, dengan memakai engine Rpg Maker dan bisa di unduh secara gratis di playstore, dsb.
Nah melihat banyaknya orang bisa menjadi game developer, memang ada saja game-game keren yang dibuat, tapi hingga kini tak release alias gagal tayang, sepertinya developer game kekurangan biaya, hingga ide yang sudah ada dan engine sejenis game kelas atas tidak bisa di teruskan pengembangannya. Namun apa sih sebenarnya faktor kegagalan para developer game Indonesia, untuk meraih mimpi selain dari pendanaan untuk sebuah game. Menurut salah satu kaskusers dengan username .nona. ada 7 ciri kegagalan developer games indonesia, apa aja ya kira-kira ? yuk mari kita balas
- Konsep Game Yang Terlalu Keren
Membuat konsep memang diperlukan para developer game namun bila konsep yang mentah terlalu keren, dan bagus biasanya akan memiliki waktu dan tenaga yang tidak sebentar, karena plotnya sangat keren akhirnya developer yang baru lahir di dunia gamepun tidak bisa menggarapnya, faktor utamanya tentu saja banyak konsep keren memakan banyak biaya.
- Graphic Oriented
Ciri ciri kegagalan developer Indonesia yang kedua adalah, mereka lebih mementingkan graphic yang mumpuni tapi gameplay buruk, hingga akhirnya developer inipun gigit jari.
- Ingin tampilan game 3D
Mengambil graphic 3D agar realistis tapi kurang mengerti apa itu 3D yang sebenarnya, hingga akhirnya sebuah game yang berkualitas susah diwujudkan dengan langkah nyata.
- Tema Yang Sama
Kebanyakan developer game mengambil tema Horror atau Survival dan FPS, padahal tema ini menjadi kesukaan banyak devgame di Indonesia hingga akhirnya banyak juga game mereka gagal sukses dengan banyaknya kompetitor.
Tema survival memang sering di pakai karena tidak butuh banyak scripting dan horror agar tidak terlalu banyak object yang dipakai, tapi terlalu banyak devgame yang bermain di genre ini.
- Latar cerita dibuat se-realistis mungkin
Tempat dan karakater yang dipakai dibuat serealistis mungkin agar terlihat keren dan suasana pemandangan Indonesia adalah tempat yang paling sering dipakai, tapi akhirnya saking realistisnya membuat budget pun tak murah, sedangkan dana seret hingga game pun mogok jalan dengan sempurna.
- Memilih MMO atau Online Play
Nah ini layaknya mimpi kebanyakan developer indie, mereka selalu bermimpi agar bisa menyiptakan game MMO FPS seperti game online Point blank dkk. tapi tidak memikirkan budget hingga banyak yang gagal di tengah jalan dalam pembuatan game seperti ini.
- Tidak melihat batas kemampuan
Nah dari semua pembahasan diatas sebenarnya, devgame Indonesia seringkali tidak melihat batas kemampuan, karena konsepnya yang terlanjur keren dan realistis mereka akan kewalahan mengurusnya, seperti script yang rumit dan sebagainya, belum lagi yang memerlukan coding dengan engine yang lebih mumpuni. Hingga waktu berlalu game yang dibuat pun menjadi angin lalu.
Itulah 7 kegagalan yang sering dilakukan para developer game di Indonesia, terkadang ada juga yang sombong sudah bisa membuat sebuah game, hal inilah yang membuat mereka nyinyir ketika ada developer game yang sukses, tapi dirinya tidak menampakkan kesuksesan walau punya ilmu yang lebih mumpuni, seperti meremehkan devgame dengan engine Rpg maker yang sukses, sedangkan ia bisa mengaplikasikan engine unity, tapi karyanya tak jadi-jadi.